Diskusi Komisariat PMII IAIN Ponorogo: Pergulatan Kebudayaan Indonesia antara Lekra vs Manikebu

Media Muharrik – Biro Keilmuan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)  Komisariat IAIN Ponorogo menggelar diskusi bertajuk “Perdebatan Kebudayaan Indonesia: Lekra vs Manikebu,” pada Selasa sore, 4/2/2025. Acara ini berlangsung di Rumah Konflik dan Peradaban Komisariat PMII IAIN Ponorogo dan diikuti oleh pengurus komisariat dan pengurus rayon PMII IAIN Ponorogoserta Mahasiswa umum lewat media online

Diskusi ini bertujuan untuk menelaah dinamika ideologi yang berkembang dalam sejarah kebudayaan Indonesia, khususnya dalam perdebatan antara Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) dan Manifesto Kebudayaan (Manikebu) pada periode 1950-1965. Narasumber dalam diskusi ini, Ulil Arzak, menegaskan bahwa “kajian ini penting untuk memetakan keberpihakan kebudayaan, apakah mengarah kepada kepentingan rakyat atau sekadar diplomasi individualistik bagi kelompok tertentu. Selain itu, diskusi ini juga menjadi ajang suflus ide bagi kader PMII dalam berkarya dan mengasah pemikiran kritis.”

Dalam pemaparannya, diskusi mengupas bagaimana Lekra, sebagai gerakan kebudayaan kiri, mengusung konsep kebudayaan yang berpihak pada rakyat dan berorientasi pada revolusi sosial. Pandangan ini mendapat respons dari Manikebu, yang menekankan kebebasan seni dan budaya dari campur tangan politik. Pergulatan antara kedua arus ini tidak hanya mencerminkan dinamika kebudayaan saat itu, tetapi juga membawa kebudayaan ke dalam ranah politik yang semakin kompleks. Bahkan, Manikebu sempat menghadapi tekanan dari Presiden Soekarno.

Diskusi ini menghasilkan berbagai perspektif menarik mengenai bagaimana ideologi dan kebudayaan saling berkelindan dalam sejarah Indonesia. Salah satu peserta diskusi, Lucky, menyampaikan bahwa “kegiatan ini sangat penting untuk menumbuhkan kebiasaan berdialektika dan membangun embrio nalar kritis di kalangan kader PMII. Dengan adanya forum seperti ini, diharapkan mahasiswa dapat semakin memahami peran kebudayaan dalam perjalanan sejarah bangsa serta memiliki pemikiran yang lebih tajam dalam menghadapi tantangan zaman.”

Acara ini ditutup dengan refleksi dari para peserta mengenai relevansi perdebatan Lekra dan Manikebu terhadap kondisi kebudayaan dan politik saat ini, serta bagaimana kader PMII dapat mengambil pelajaran dari sejarah untuk membangun pergerakan yang lebih progresif.

Baca juga: https://pmiikomisariatiainponorogo.com/pergulatan-kebudayaan-indonesia-antara-lekra-vs-manikebu/

Penulis: Choirulan

Scroll to Top