Isu Sosial dalam Kajian Organisasi Mahasiswa

Bergabung dalam sebuah organisasi tidak hanya soal berkumpul dan melakukan tugas kepanitiian saja, tapi juga menjadi kunci dalam mengatasi isu kontemporer yang dihadapi masyarakat. Organisasi mungkin tampak tidak menarik lagi bagi mahasiswa yang mengalami trauma psikis semasa sekolahnya. Trauma ini sangat mungkin terjadi dengan adanya sistem organisasi yang memberikan pengalaman menakutkan serta penindasan dengan bentuk otoriter dan kesenioritasan itu. Salah satu trauma psikis yang berdampak berkepanjangan adalah kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang lain, tidak memiliki kepercayaan diri, serta sangat sulit dalam mengontrol emosi. Nah, lalu seperti apa yang harusnya terjadi dalam sebuah sistem organisasi? Dapat dikatakan sebuah sistem jika komponen-komponen didalamnya saling terkait dan berinteraksi. Sistem organisasi menjadikan salah satu komponennya yaitu manusia, menjadi terkoneksi satu sama lain. Kemudian muncullah pertanyaan kenapa harus terkoneksi dengan baik dalam mengatasi isu kontemporer?
Baca Juga: MEDIA TABUNGAN MEMBACA DALAM MENINGKATKAN MINAT MEMBACA DI TPA AR-RAHMAH
Isu kontemporer merupakan topik hangat yang sedang diberitakan dan dibicarakan oleh masyarakat pada saat ini. Isu ini berkaitan dengan politik, ekonomi, teknologi, dan berbagai bidang kehidupan lainnya. Isu-isu kontemporer erat kaitannya dengan pola kehidupan masyarakat yang sering terbawa arus informasi tanpa memilah dan memilih. Organisasi mahasiswa seringkali memberikan fokus terhadap isu sosial yang terjadi, seperti kesetaraan gender, diskriminasi terhadap minoritas, serta perubahan sosial dan budaya lainnya. Tidak salah jika organisasi mahasiswa layaknya pelabuhan bagi kaum yang memiliki orientasi jangka panjang untuk siap terjun dalam masyarakat. Sebagai mahasiswa, konektivitas inilah yang diperlukan untuk mempersiapkan diri dan masyarakat dalam menangani isu kontemporer. Jika kalian tahu aliran filsafat eksistensialisme maka kalian akan mengetahui salah satu tokoh penggagasnya yaitu Martin Heidegger, seorang filsuf Jerman. Martin Heidegger menekankan pentingnya memahami keberadaan manusia dan hubungannya dengan dunia. Secara tersirat kalian pahami betul bahwa manusia mungkin saja dapat menjadi single fighter dalam menghadapi isu kontemporer di dunia ini. Tetapi akan jauh lebih ringan jika seseorang berada dalam lingkungan dengan tujuan yang sama, atau kita sebut saja “sebuah organisasi”. Begitulah kiranya pengertian organisasi yang kita dapatkan dari semasa duduk di bangku Sekolah Dasar.
Baca Juga: Guru di Indonesia, Profesi atau Pengabdian?
Kembali lagi pada bagaimana suatu organisasi dapat menyelesaikan isu sosial saat ini?. Konektivitas yang sudah terjalin dapat memberikan pandangan yang sama bagi beberapa orang untuk terus menggali dan memenuhi rasa kepuasannya terhadap sesuatu yang diinginkan. Isu sosial menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji bahkan menjadi kebutuhan utama dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Maksudnya ya memang beda organisasi jelas beda tujuannya. Semisal kita berikan contoh organisasi UN Women, yaitu entitas PBB untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang didirikan pada tahun 2010 melalui resolusi majelis umum PBB. UN Women ini memiliki fokus pada isu-isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, maka yang akan mereka kaji dan dalami adalah isu kontemporer yang berkaitan dengan perempuan. Tentu saja juga memiliki misi dan program kerja yang berorientasi pada pemberdayaan perempuan. Sampai sini rasanya sudah cukup untuk menekankan bahwa sekali lagi dikatakan organisasi bukan wadah yang didalamnya hanya dilakukan kepanitiaan dengan tujuan yang tidak jelas. Namun organisasi juga mempunyai visi misi yang akan mereka capai dengan konektivitas anggotanya agar tetap terhubung dengan dunia melalui kajian isu sosialnya.
Organisasi memiliki peran penting dalam mengatasi isu-isu sosial yang sedang dihadapi masyarakat saat ini. Dengan melakukan aksi nyata, kampanye, serta advokasi, organisasi dapat menghentikan masalah tersebut dan membangun masyarakat yang baik. Akan lebih tepat jika dikatakan bahwa dampak yang diberikan sebuah orgnisasi tidak hanya pada anggota organisasi tersebut, namun juga dengan msyarakat luas yang ikut mengonsumsi gerakan mereka. Oleh karena itu memanfaatkan organisasi untuk membangun karakter serta jaringan dan relasi merupakan tujuan yang sebenarnya tidak salah. Karena pada era modern ini, relasi begitu penting dalam berbagai aspek. Seperti pertukaran informasi, membangun kerja sama, serta yang tak kalah penting adalah relasi dapat membantu dalam pengembangan diri. Coba bayangkan jika banyak orang yang tidak memiliki gairah untuk memikirkan orang lain, yang tidak peduli dengan isu kontemporer, dan bahkan hanya ingin hidup individual, maka akan menjadi seperti apa lingkungan tempat tinggal kita ini?.
Biografi Penulis:
Alfi ialah wanita kelahiran asli kota Ponorogo pada tanggal 18 November 2003. Menulis mungkin tidak menjadi fokus utama, namun diusahakan. Sekarang ia masih menjadi mahasiswa aktif di IAIN Ponorogo dengan mengambil jurusan PGMI. Sedikit quotes kebanggaan, bahwa “apa yang tidak kamu ubah adalah pilihanmu”. Kamu bisa simak kegiatan Alfi di Instagram, kunjungi profil. _alfixyz