Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sering dipandang sebagai wadah yang tidak hanya berfungsi sebagai organisasi kemahasiswaan, tetapi juga sebagai langkah awal bagi para anggotanya untuk melangkah ke dalam organisasi mahasiswa lainnya (Ormawa). Dalam konteks ini, muncul sebuah pertanyaan yang sering kali menjadi perdebatan: apakah benar PMII hanya berperan sebagai jembatan untuk menuju Ormawa, ataukah ada peran yang lebih dalam yang dimainkan oleh organisasi ini dalam membentuk karakter dan pemikiran mahasiswa?  

Baca juga: Lebih Dari Sekedar Jaket Biru, Waktunya Untuk Obahh!!

Sebagai salah satu organisasi kemahasiswaan yang telah berusia lebih dari enam dekade, PMII tentunya memiliki sejarah panjang dalam pengembangan kader-kader bangsa. Namun, dalam era sekarang, tantangan dan dinamika pergerakan mahasiswa semakin kompleks, sehingga perlu dipertanyakan apakah eksistensi PMII semata-mata berfokus pada jalur menuju Ormawa atau justru lebih dari itu. Esai ini akan mencoba mengeksplorasi peran PMII lebih jauh, dengan mempertimbangkan apakah organisasi ini memiliki kontribusi yang lebih luas dalam pendidikan dan pengembangan karakter mahasiswa, ataukah hanya berfungsi sebagai batu loncatan dalam perjalanan karir organisasi mahasiswa lainnya.

Organisasi ekstra ini dirancang sebagai penggerak perubahan sosial. Dalam perjalanan dari mulai terbentuknya sampai sekarang, banyak masalah pasti tidak dapat dihindarkan namun dengan semua itu dapat terbentuk pergerakan yang kuat dan memegang teguh ideologisnya hingga saat ini.

Setiap perjalanan tentu memiliki tujuan begitu juga dengan PMII. PMII juga memiliki tujuan salah satunya berkembangnya PMII di kampus baik Swasta maupun Negeri, dan strategi. Selaras dengan tujuan tersebut PMII dituntut untuk membuktikan bahwa arah gerakannya memanifestasikan cita-cita yang diharapkan. Sebagai organisasi yang arah pergerakannya bersandar pada aspek Kemahasiswaan, Keislaman dan Keindonesiaan, maka aktualisasi gerakan PMII juga berciri khas ketiga aspek di atas.

Baca juga: Guru di Indonesia, Profesi atau Pengabdian?

Berkembangnya PMII menjadi tanggung jawab bagi seluruh kepengurusan. pengembangan merupakan suatu yang berkaitan dengan perencanaan program jangka panjang dan jangka pendek untuk mewujudkan tujuan organisasi. Dan strategi pengembangan PMII sendiri adalah serangkaian cara yang tersusun rapi yang dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah dan teratur untuk memperkenalkan dan menyebarkan PMII terhadap calon kader PMII di wilayah kampus baik tingkat komisariat atau Rayon.

Pengembangan PMII di wilayah kampus yang mayoritas kader PMII, menjadi tugas Rayon apabila di komisariat sudah terbentuk rayon. Rayon merupakan ujung tombak Kaderisasi, jika di wilayah Rayon tidak melakukan proses kaderisasi maka tidak akan ada lagi generasi-generasi penerus perjuangan, maka pengurus rayon dan komisariat berkewajiban menyelenggarakan Kaderisasi. Dalam melaksanakan Kaderisasi, PMII memiliki jenjang Kaderisasi formal yaitu MAPABA, PKD dan PKL yang ketiganya saling berkaitan.

Kader PMII mempunyai tanggung jawab ganda yaitu tanggung jawab sebagai kader PMII dan tanggung jawab sebagai Mahasiswa, sebagai kader PMII bertanggung jawab atas kemajuan dan berkembangnya PMII dan sebagai mahasiswa kampus bertanggung jawab melaksanakan TRI DHARMA Perguruan tinggi yang sebenarnya kedua tugas tersebut bisa di jalankan bersama. Maka dari itu dalam PMII di ranah Rayon ataupun Komisariat mempersiapkan kader-kadernya untuk menduduki tempat strategis dalam organisasi intra kampus.

Kader yang berkualitas tidak bisa didapat secara instan dan cepat, namun melalui proses yang membutuhkan waktu yang lama, dalam proses kaderisasi ini memerlukan pembinaan jangka panjang dengan program yang teratur, sistematis, dan berkelanjutan. Dalam pelaksanaan proses pengembangan PMII di kampus harus memperhatikan dan memahami situasi dan kondisi yang ada, dan proses tersebut tidak selalu berjalan mulus, pasti ada banyak kendala yang ditemui baik tingkat rayon maupun komisariat.

Kurangnya pemahaman terhadap PMII menjadi salah satu kendala dalam proses pengembangan itu sendiri karena sebagian anggota PMII belum mengenal dan mengetahui organisasi PMII, mereka hanya ikut-ikut teman untuk ikut MAPABA dan bahkan setelah MAPABA tak sedikit dari mereka yang jarang mengikuti serangkaian kegiatan yang dilakukan PMII itu sendiri misalnya: diskusi, sekolah-sekolah, kepanitiaan, dan sebagainya.

Dari anggota, kader, maupun pengurus PMII biasanya kurang dalam mengatur efisiensi waktu dalam agenda yang telah dirancang. Hal ini yang membuat orang-orang beranggapan bahwa acara PMII pasti tidak tepat waktu, dan mungkin membuat kader PMII itu sendiri malas untuk mengikuti sebagian acara karena beranggapan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

Banyak yang beranggapan bahwa jika ingin masuk intra kampus, salah satu Langkah awal yaitu harus menjadi anggota PMII, oleh karena itu, banyak dari mereka yang mengikuti PMII hanya menginginkan  jabatan di pengurus intra dan menjadikan PMII hanya sebuah batu loncatan saja. Tak heran jika banyak asumsi yang mengatakan PMII hanya unggul dalam segi kuantitas tapi kualitasnya masih kurang.

Padahal faktanya PMII adalah sebuah wadah, di mana kader di wadahi untuk proses mengembangkan diri dari segi skill dan kualitasnya, agar mempunyai pribadi yang berkualitas dan siap bersaing secara sehat dengan Mahasiswa lainnya. Sehingga terbuktinya dengan banyaknya kader PMII yang berhasil menjadi ketua di berbagai organisasi intra kampus, yang di mana kader-kader tersebut mempunyai personal branding dan paradigma yang berkualitas. Karena dalam PMII, para kader juga diajarkan jika kita ingin menjadi seorang pemimpin kita harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik, dan sebelum kader menjadi pemimpin di organisasi baik di organisasi intra maupun ekstra kampus, para kader harus bisa memimpin dirinya sendiri.

Biografi Penulis:

Yahya Eka Wahyu Agung merupakan seorang mahasiswa kelahiran Magetan pada 2 Maret 2005. Ia menjadikan menulis sebagai sarana untuk menyuarakan pendapatnya, aspirasinya, dan juga sikap dalam mengespresikan dirinya.

 

 

Scroll to Top