MEDIA TABUNGAN MEMBACA DALAM MENINGKATKAN MINAT MEMBACA DI TPA AR-RAHMAH

Gambar dengan AI
Upaya untuk meningkatkan pendidikan harus menjadi prioritas utama dalam rangka memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Dalam konteks ini, salah satu kompetensi yang sangat penting bagi SDM yang berkualitas adalah literasi. Ini berarti keterampilan literasi, seperti membaca dan menulis, harus lebih diutamakan dibandingkan dengan keterampilan orasi seperti menyimak dan berbicara. Kemampuan literasi yang kuat memiliki dampak signifikan terhadap kemampuan seseorang dalam memperoleh dan memproses informasi. Memiliki kemampuan literasi yang baik tidak hanya memungkinkan individu untuk memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan, tetapi juga memainkan peran krusial dalam kesuksesan akademis mereka. Dengan kemampuan literasi yang tinggi, individu dapat lebih efektif dalam belajar, memahami materi, dan berkomunikasi secara tertulis.
Baca Juga: Analisis Kebijakan Publik dari Prespektif Gender Sosial Inklusif
Pada dasarnya, membaca merupakan kemampuan yang menjadi fondasi bagi perkembangan pengetahuan dan keterampilan lainnya, terutama pada anak usia dini. Dalam kondisi ideal, anak-anak yang berada di lingkungan pendidikan, seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), seharusnya menunjukkan minat yang tinggi terhadap aktivitas membaca. Hal ini sangat penting karena membaca bukan hanya merupakan sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai alat untuk mengembangkan imajinasi, berpikir kritis, serta menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang sejalan dengan ajaran agama. Di TPA Ar-Rahmah, sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal yang berfokus pada pembelajaran Al-Qur’an dan pendidikan agama, diharapkan anak-anak tidak hanya terampil dalam membaca huruf-huruf Arab, tetapi juga memiliki minat yang besar dalam membaca buku-buku lain yang mendukung pengembangan diri mereka secara menyeluruh.
Baca Juga: Sekolah Menulis: Ledakan Indomasi Mengubah Dunia Jurnalistik
Namun, kenyataan yang ada di TPA Ar-Rahmah tidak sepenuhnya sesuai dengan kondisi ideal yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan dan laporan dari para ustadz dan ustadzah, minat membaca di kalangan anak-anak masih tergolong rendah. Kebanyakan anak-anak hanya membaca ketika ada arahan langsung dari guru, dan sedikit sekali yang menunjukkan inisiatif untuk membaca secara mandiri. Bahkan ketika diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan, banyak di antara mereka lebih memilih bermain atau melakukan aktivitas lain. Situasi ini menandakan adanya kesenjangan yang signifikan antara harapan ideal dan realita di lapangan. Rendahnya minat baca ini dikhawatirkan akan berdampak pada perkembangan intelektual dan spiritual anak-anak, yang mana kedua aspek ini sangat penting dalam pembentukan karakter mereka di masa depan.
Salah satu faktor yang berpengaruh adalah terbatasnya akses terhadap bahan bacaan yang menarik dan relevan dengan minat anak-anak. Selain itu, kekurangan materi bacaan yang bervariasi dan berkualitas dapat menghambat minat baca mereka. Anak-anak sering kali merasa lebih termotivasi untuk membaca jika mereka memiliki akses ke buku dan materi yang sesuai dengan usia, minat, dan tingkat pemahaman mereka. Buku-buku yang tersedia mungkin kurang beragam dan tidak menarik perhatian anak-anak, baik dari segi isi maupun tampilan.

Gambar dengan AI
Sebagai seorang pendidik yang peduli terhadap perkembangan anak-anak, penulis merasa prihatin terhadap potensi besar yang dimiliki oleh anak-anak ini tidak akan tergali dengan optimal. Dengan pendekatan yang lebih kreatif dan interaktif dalam meningkatkan minat membaca anak-anak melalui program “Tabungan Membaca”. Tabungan Membaca ini juga berfungsi sebagai sarana komunikasi antara orang tua dan guru untuk memantau perkembangan perilaku dan kegiatan anak selama proses belajar membaca dan menulis. Implementasi dilakukan secara terbatas di Kelas SD dan TK di TPA Ar-Rahmah. Penerapan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran terlihat pada pendahuluan kelas, di mana anak-anak di TPA Ar-Rahmah dan guru secara rutin membaca doa dan sholawat sebelum memulai pelajaran. Di akhir pembelajaran, peserta didik dan guru TPA Ar-Rahmah berdoa bersama sebagai bentuk ungkapan rasa syukur..
Tulisan ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana program tabungan membaca dapat berdampak positif pada minat dan keterampilan membaca peserta didik. Dengan mengadopsi pendekatan yang berbasis pada data dan feedback, sekolah dan pembuat kebijakan dapat lebih efektif dalam mendesain dan melaksanakan program-program yang mendukung literasi dan prestasi akademik peserta didik dengan melihat hasil dan pembahasan dan diskusi dengan guru TPA maka makasesuai dengan prosedur maka buku tabungan membaca layak digunakan.
Baca Juga: Guru di Indonesia, Profesi atau Pengabdian?
Penulis: Muhammad Ghulam Zamroni
Penulis yang biasa dipanggil Ghulam ini selain menulis memiliki banyak peminatan lainnya. Seperti pencak silat contohnya. Dalam ia memiliki motivasi ”Menulis adalah sarana untuk membebaskan pikiranmu dan menginspirasi orang lain. Jangan takut untuk mengekspresikan dirimu, setiap kata yang kamu tulis mendekatkanmu pada pencapaian tujuanmu dan berkontribusi dalam mengembangkan dunia.”